Membongkar Tuntas Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang: Studi Kasus, Jawaban, & Analisis Mendalam untuk Keunggulan Bisnis Anda
Halo para pebisnis dan calon akuntan di seluruh Indonesia! Selamat datang kembali di blog saya, tempat kita mengupas tuntas seluk-beluk dunia finansial dan akuntansi agar bisnis Anda semakin melesat. Hari ini, kita akan membahas topik yang seringkali dianggap momok, namun sejatinya adalah jantung dari setiap operasional bisnis, khususnya perusahaan dagang: Siklus Akuntansi.
Bagi saya pribadi, memahami siklus akuntansi itu seperti mempelajari peta harta karun. Setiap langkah adalah petunjuk, dan pada akhirnya, Anda akan menemukan gambaran utuh tentang kondisi finansial bisnis Anda. Tanpa peta ini, Anda hanya akan berlayar tanpa arah, berisiko menabrak karang finansial. Percayalah pada saya, ini bukan sekadar tugas kuliah, melainkan fondasi vital yang membedakan bisnis yang sekadar bertahan dengan bisnis yang benar-benar berkembang. Mari kita bongkar tuntas, langkah demi langkah, dengan studi kasus praktis yang akan membuat Anda menguasainya!

Pentingnya Siklus Akuntansi bagi Perusahaan Dagang
Anda mungkin bertanya, "Mengapa saya harus repot-repot memahami siklus akuntansi ini?" Jawabannya sederhana: informasi adalah kekuatan. Siklus akuntansi adalah proses sistematis yang menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan relevan. Laporan ini bagaikan hasil rontgen bisnis Anda, menunjukkan kondisi kesehatan internalnya.
Beberapa alasan krusial mengapa siklus ini tak bisa diabaikan:
- Pengambilan Keputusan yang Tepat: Dengan data yang akurat dari laporan keuangan, Anda bisa membuat keputusan strategis, seperti menentukan harga jual, mengelola persediaan, atau merencanakan ekspansi. Ini bukan lagi tebak-tebakan, melainkan keputusan berbasis data.
- Kepatuhan Regulasi dan Perpajakan: Pemerintah dan otoritas pajak mengharuskan setiap bisnis menyajikan laporan keuangan yang memenuhi standar. Siklus akuntansi memastikan Anda memiliki catatan yang rapi untuk audit dan perhitungan pajak yang benar.
- Evaluasi Kinerja Bisnis: Laporan keuangan memungkinkan Anda melihat tren laba rugi, efisiensi operasional, dan posisi keuangan dari waktu ke waktu. Ini menjadi barometer apakah bisnis Anda bergerak ke arah yang benar.
- Akses Pendanaan: Investor atau bank akan selalu meminta laporan keuangan sebelum memberikan modal atau pinjaman. Laporan yang solid adalah cerminan kredibilitas bisnis Anda.
Mengurai Tahap-Tahap Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus akuntansi adalah serangkaian langkah yang berurutan, dimulai dari terjadinya transaksi hingga penyajian laporan keuangan. Meskipun terlihat kompleks, setiap tahap memiliki logika dan tujuannya sendiri.
- 1. Analisis Transaksi: Ini adalah titik awal. Setiap peristiwa ekonomi yang memengaruhi posisi keuangan perusahaan (misalnya, pembelian barang dagangan, penjualan, pembayaran gaji) harus diidentifikasi dan diukur nilai moneternya. Keakuratan di tahap ini sangat menentukan langkah selanjutnya.
- 2. Pencatatan dalam Jurnal Umum: Setelah transaksi dianalisis, ia dicatat secara kronologis dalam jurnal umum. Jurnal umum berfungsi sebagai catatan harian yang merinci akun mana yang di-debit dan di-kredit.
- 3. Pemindahbukuan ke Buku Besar (Posting): Data dari jurnal umum kemudian dipindahkan ke akun-akun yang relevan di buku besar. Setiap akun (misalnya Kas, Piutang Usaha, Utang Usaha, Penjualan) memiliki halamannya sendiri di buku besar. Ini adalah proses kategorisasi data.
- 4. Penyusunan Neraca Saldo (Trial Balance): Pada akhir periode akuntansi, saldo akhir dari setiap akun di buku besar dikumpulkan dalam neraca saldo. Tujuannya untuk memastikan bahwa total debit sama dengan total kredit, sebuah indikator awal keseimbangan matematis.
- 5. Pembuatan Jurnal Penyesuaian (Adjusting Entries): Tidak semua transaksi tercatat secara otomatis pada akhir periode. Jurnal penyesuaian dibuat untuk mengakui pendapatan atau beban yang sudah terjadi tetapi belum dicatat (misalnya, penyusutan aset, beban gaji yang masih harus dibayar, pendapatan diterima di muka).
- 6. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian: Setelah jurnal penyesuaian diposting, neraca saldo baru disusun. Neraca saldo ini adalah dasar utama untuk membuat laporan keuangan.
- 7. Penyusunan Laporan Keuangan: Inilah puncak dari siklus. Laporan yang dihasilkan meliputi:
- Laporan Laba Rugi: Menunjukkan kinerja keuangan selama periode tertentu (pendapatan dan beban).
- Laporan Perubahan Modal: Merinci perubahan modal pemilik.
- Neraca: Menyajikan posisi keuangan (aset, liabilitas, ekuitas) pada titik waktu tertentu.
- Laporan Arus Kas: Menjelaskan aliran kas masuk dan keluar.
- 8. Pembuatan Jurnal Penutup (Closing Entries): Untuk mempersiapkan periode akuntansi berikutnya, akun-akun sementara (pendapatan, beban, ikhtisar laba rugi, dan prive) ditutup ke akun modal. Ini memastikan akun-akun tersebut dimulai dari nol di periode selanjutnya.
- 9. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutup: Neraca saldo ini hanya berisi akun-akun permanen (aset, liabilitas, modal). Ini adalah verifikasi terakhir bahwa buku besar seimbang setelah penutupan.
- 10. Pembuatan Jurnal Pembalik (Reversing Entries) - Opsional: Jurnal pembalik dibuat pada awal periode berikutnya untuk membalik beberapa jurnal penyesuaian tertentu dari periode sebelumnya. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan pencatatan transaksi di periode berikutnya.
Studi Kasus: Perusahaan Dagang "Berkah Jaya"
Mari kita terapkan teori ini ke dalam praktik. Anggaplah Anda adalah akuntan untuk Perusahaan Dagang "Berkah Jaya" yang bergerak dalam penjualan peralatan elektronik. Berikut adalah saldo akun pada tanggal 1 Maret 2024:
- Kas: Rp 25.000.000
- Piutang Usaha: Rp 10.000.000
- Persediaan Barang Dagangan: Rp 30.000.000
- Perlengkapan: Rp 2.000.000
- Peralatan: Rp 50.000.000
- Akumulasi Penyusutan Peralatan: Rp 5.000.000
- Utang Usaha: Rp 15.000.000
- Modal, Tn. Budi: Rp 97.000.000
Transaksi Bulan Maret 2024:
- 5 Maret: Membeli barang dagangan secara kredit dari PT Elektronik Sejahtera senilai Rp 18.000.000.
- 7 Maret: Menjual barang dagangan secara kredit kepada Toko Jaya Abadi senilai Rp 25.000.000. Harga Pokok Penjualan (HPP) barang tersebut adalah Rp 15.000.000.
- 10 Maret: Membayar sebagian utang kepada PT Elektronik Sejahtera sebesar Rp 8.000.000.
- 12 Maret: Menerima pembayaran piutang dari Toko Jaya Abadi sebesar Rp 10.000.000.
- 15 Maret: Membeli perlengkapan secara tunai Rp 1.500.000.
- 18 Maret: Mengembalikan sebagian barang dagangan yang dibeli pada 5 Maret karena cacat, senilai Rp 3.000.000.
- 20 Maret: Menerima retur penjualan dari pelanggan atas barang yang dijual 7 Maret senilai Rp 2.000.000. HPP barang tersebut Rp 1.200.000.
- 25 Maret: Membayar gaji karyawan bulan Maret sebesar Rp 7.000.000.
- 28 Maret: Tn. Budi mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadi sebesar Rp 2.500.000.
- 30 Maret: Membayar beban listrik dan air bulan Maret sebesar Rp 1.500.000.
Solusi Lengkap & Pembahasan
Mari kita urutkan langkah-langkah siklus akuntansi Berkah Jaya.
1. Jurnal Umum
Pencatatan setiap transaksi dalam jurnal umum:
- 5 Maret:
- Persediaan Barang Dagangan (D) Rp 18.000.000
- Utang Usaha (K) Rp 18.000.000
- Mencatat pembelian barang dagangan secara kredit.
- 7 Maret:
- Piutang Usaha (D) Rp 25.000.000
- Penjualan (K) Rp 25.000.000
- HPP (D) Rp 15.000.000
- Persediaan Barang Dagangan (K) Rp 15.000.000
- Mencatat penjualan kredit dan harga pokoknya.
- 10 Maret:
- Utang Usaha (D) Rp 8.000.000
- Kas (K) Rp 8.000.000
- Pembayaran utang usaha.
- 12 Maret:
- Kas (D) Rp 10.000.000
- Piutang Usaha (K) Rp 10.000.000
- Penerimaan piutang usaha.
- 15 Maret:
- Perlengkapan (D) Rp 1.500.000
- Kas (K) Rp 1.500.000
- Pembelian perlengkapan secara tunai.
- 18 Maret:
- Utang Usaha (D) Rp 3.000.000
- Persediaan Barang Dagangan (K) Rp 3.000.000
- Retur pembelian mengurangi utang dan persediaan.
- 20 Maret:
- Retur Penjualan & Pengurangan Harga (D) Rp 2.000.000
- Piutang Usaha (K) Rp 2.000.000
- Persediaan Barang Dagangan (D) Rp 1.200.000
- HPP (K) Rp 1.200.000
- Retur penjualan mengurangi piutang dan mengembalikan persediaan.
- 25 Maret:
- Beban Gaji (D) Rp 7.000.000
- Kas (K) Rp 7.000.000
- Pembayaran beban gaji.
- 28 Maret:
- Prive Tn. Budi (D) Rp 2.500.000
- Kas (K) Rp 2.500.000
- Pengambilan uang pribadi oleh pemilik.
- 30 Maret:
- Beban Listrik & Air (D) Rp 1.500.000
- Kas (K) Rp 1.500.000
- Pembayaran beban utilitas.
2. Posting ke Buku Besar
Setelah semua transaksi dijurnal, saldo setiap akun perlu diperbarui di buku besar. Saya tidak akan menampilkan semua T-account di sini karena akan sangat panjang, namun prosesnya melibatkan pemindahan setiap debit dan kredit dari jurnal ke sisi debit atau kredit akun yang sesuai di buku besar. Ini adalah langkah krusial untuk mengkonsolidasi semua pergerakan finansial ke dalam satu tempat per akun.
3. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian (Per 31 Maret 2024)
Mengambil saldo akhir dari buku besar:
- Kas: Rp 25.000.000 - 8.000.000 + 10.000.000 - 1.500.000 - 7.000.000 - 2.500.000 - 1.500.000 = Rp 14.500.000 (D)
- Piutang Usaha: Rp 10.000.000 + 25.000.000 - 10.000.000 - 2.000.000 = Rp 23.000.000 (D)
- Persediaan Barang Dagangan: Rp 30.000.000 + 18.000.000 - 15.000.000 - 3.000.000 + 1.200.000 = Rp 31.200.000 (D)
- Perlengkapan: Rp 2.000.000 + 1.500.000 = Rp 3.500.000 (D)
- Peralatan: Rp 50.000.000 (D)
- Akumulasi Penyusutan Peralatan: Rp 5.000.000 (K)
- Utang Usaha: Rp 15.000.000 + 18.000.000 - 8.000.000 - 3.000.000 = Rp 22.000.000 (K)
- Modal, Tn. Budi: Rp 97.000.000 (K)
- Penjualan: Rp 25.000.000 (K)
- HPP: Rp 15.000.000 - 1.200.000 = Rp 13.800.000 (D)
- Retur Penjualan & Pengurangan Harga: Rp 2.000.000 (D)
- Beban Gaji: Rp 7.000.000 (D)
- Beban Listrik & Air: Rp 1.500.000 (D)
- Prive Tn. Budi: Rp 2.500.000 (D)
Total Debit: Rp 14.500.000 + 23.000.000 + 31.200.000 + 3.500.000 + 50.000.000 + 13.800.000 + 2.000.000 + 7.000.000 + 1.500.000 + 2.500.000 = Rp 149.000.000
Total Kredit: Rp 5.000.000 + 22.000.000 + 97.000.000 + 25.000.000 = Rp 149.000.000
Neraca Saldo SEIMBANG!
4. Jurnal Penyesuaian (Per 31 Maret 2024)
Diasumsikan informasi penyesuaian sebagai berikut:
5. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (Per 31 Maret 2024)
Setelah jurnal penyesuaian diposting:
- Kas: Rp 14.500.000 (D)
- Piutang Usaha: Rp 23.000.000 (D)
- Persediaan Barang Dagangan: Rp 31.200.000 (D)
- Perlengkapan: Rp 3.500.000 - 2.500.000 = Rp 1.000.000 (D)
- Peralatan: Rp 50.000.000 (D)
- Akumulasi Penyusutan Peralatan: Rp 5.000.000 + 500.000 = Rp 5.500.000 (K)
- Utang Usaha: Rp 22.000.000 (K)
- Utang Gaji: Rp 1.000.000 (K)
- Modal, Tn. Budi: Rp 97.000.000 (K)
- Penjualan: Rp 25.000.000 (K)
- HPP: Rp 13.800.000 (D)
- Retur Penjualan & Pengurangan Harga: Rp 2.000.000 (D)
- Beban Gaji: Rp 7.000.000 + 1.000.000 = Rp 8.000.000 (D)
- Beban Listrik & Air: Rp 1.500.000 (D)
- Prive Tn. Budi: Rp 2.500.000 (D)
- Beban Perlengkapan: Rp 2.500.000 (D)
- Beban Penyusutan Peralatan: Rp 500.000 (D)
Total Debit: Rp 14.500.000 + 23.000.000 + 31.200.000 + 1.000.000 + 50.000.000 + 13.800.000 + 2.000.000 + 8.000.000 + 1.500.000 + 2.500.000 + 2.500.000 + 500.000 = Rp 150.500.000
Total Kredit: Rp 5.500.000 + 22.000.000 + 1.000.000 + 97.000.000 + 25.000.000 = Rp 150.500.000
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian SEIMBANG! Ini adalah fondasi kokoh untuk laporan keuangan.
6. Laporan Keuangan (Per 31 Maret 2024)
Menggunakan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian:
7. Jurnal Penutup (Per 31 Maret 2024)
Menutup akun pendapatan, beban, ikhtisar laba rugi, dan prive.
- 1. Menutup Akun Pendapatan:
- Penjualan (D) Rp 25.000.000
- Ikhtisar Laba Rugi (K) Rp 25.000.000
- 2. Menutup Akun Beban (dan HPP, Retur Penjualan):
- Ikhtisar Laba Rugi (D) Rp 28.300.000
- HPP (K) Rp 13.800.000
- Retur Penjualan & Pengurangan Harga (K) Rp 2.000.000
- Beban Gaji (K) Rp 8.000.000
- Beban Listrik & Air (K) Rp 1.500.000
- Beban Perlengkapan (K) Rp 2.500.000
- Beban Penyusutan Peralatan (K) Rp 500.000
- (Total beban dan retur penjualan = 13.8 + 2 + 8 + 1.5 + 2.5 + 0.5 = 28.3)
- 3. Menutup Saldo Ikhtisar Laba Rugi ke Modal:
- (Ikhtisar Laba Rugi = Penjualan - Total Beban = 25.000.000 - 28.300.000 = -3.300.000 atau Rugi Bersih)
- Modal, Tn. Budi (D) Rp 3.300.000
- Ikhtisar Laba Rugi (K) Rp 3.300.000
- 4. Menutup Akun Prive ke Modal:
- Modal, Tn. Budi (D) Rp 2.500.000
- Prive Tn. Budi (K) Rp 2.500.000
8. Neraca Saldo Setelah Penutup (Per 31 Maret 2024)
Hanya akun-akun permanen yang tersisa:
- Kas: Rp 14.500.000 (D)
- Piutang Usaha: Rp 23.000.000 (D)
- Persediaan Barang Dagangan: Rp 31.200.000 (D)
- Perlengkapan: Rp 1.000.000 (D)
- Peralatan: Rp 50.000.000 (D)
- Akumulasi Penyusutan Peralatan: Rp 5.500.000 (K)
- Utang Usaha: Rp 22.000.000 (K)
- Utang Gaji: Rp 1.000.000 (K)
- Modal, Tn. Budi: Rp 91.200.000 (K)
- (97.000.000 - 3.300.000 (rugi) - 2.500.000 (prive) = 91.200.000)
Total Debit: Rp 14.500.000 + 23.000.000 + 31.200.000 + 1.000.000 + 50.000.000 = Rp 119.700.000
Total Kredit: Rp 5.500.000 + 22.000.000 + 1.000.000 + 91.200.000 = Rp 119.700.000
Neraca Saldo Setelah Penutup SEIMBANG! Ini adalah konfirmasi bahwa semua akun sementara sudah nol dan siap untuk periode berikutnya.
9. Jurnal Pembalik (Opsional)
Dalam kasus ini, beban gaji yang masih harus dibayar di jurnal penyesuaian (Beban Gaji D / Utang Gaji K) adalah kandidat yang baik untuk jurnal pembalik. Jika tidak dibalik, pada saat pembayaran gaji bulan April, akuntan harus mengingat untuk mengurangi Utang Gaji, bukan mencatat seluruhnya sebagai beban. Dengan jurnal pembalik, semua pembayaran gaji di April bisa langsung didebit ke Beban Gaji.
- 1 April (awal periode berikutnya):
- Utang Gaji (D) Rp 1.000.000
- Beban Gaji (K) Rp 1.000.000
- Membalik jurnal penyesuaian beban gaji yang masih harus dibayar.
Analisis dan Insight Pribadi
Dari studi kasus "Berkah Jaya," kita melihat adanya kerugian bersih sebesar Rp 3.300.000 di bulan Maret. Ini adalah alarm penting bagi Tn. Budi. Mengapa rugi?
- Perbandingan Pendapatan dan Beban: Penjualan bersih (Rp 23 juta) jauh lebih rendah dibandingkan total beban operasional (Rp 12.5 juta) ditambah HPP (Rp 13.8 juta). HPP yang tinggi menunjukkan margin keuntungan dari penjualan barang relatif kecil.
- Efisiensi Operasional: Beban gaji, listrik & air, perlengkapan, dan penyusutan menyumbang porsi besar. Tn. Budi perlu mengevaluasi apakah beban-beban ini sudah optimal atau ada ruang untuk efisiensi.
- Dampak Prive: Pengambilan prive Rp 2.500.000 turut mengikis modal yang sudah terbebani rugi operasional. Meskipun prive adalah hak pemilik, pengelolaannya harus bijak, terutama saat bisnis sedang merugi.
Pesan saya sebagai seorang blogger profesional: Jangan pernah melihat angka-angka ini sebagai sekadar deretan digit. Lihatlah sebagai narasi bisnis Anda. Setiap debit dan kredit adalah cerita. Laporan keuangan adalah kesimpulan dari cerita tersebut. Kesalahan kecil di awal siklus bisa berujung pada keputusan bisnis yang fatal. Oleh karena itu, ketelitian, pemahaman konsep dasar, dan penggunaan perangkat lunak akuntansi yang tepat menjadi kunci sukses.
Mengapa Artikel Ini Penting untuk Anda?
Artikel ini bukan hanya sekadar contoh soal; ini adalah panduan praktis untuk menguasai siklus akuntansi perusahaan dagang. Anda telah melihat bagaimana setiap transaksi mengalir melalui sistem, membentuk laporan keuangan yang komprehensif. Kemampuan ini akan memberdayakan Anda untuk:
- Mengidentifikasi kesehatan finansial bisnis secara mandiri.
- Berkomunikasi lebih efektif dengan akuntan atau konsultan keuangan Anda.
- Mengambil keputusan bisnis yang lebih cerdas dan terukur.
- Meningkatkan kredibilitas bisnis Anda di mata investor dan bank.
Pandangan Eksklusif: Menatap Masa Depan Akuntansi Perusahaan Dagang
Dunia akuntansi terus berevolusi. Otomatisasi melalui sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dan perangkat lunak akuntansi berbasis cloud semakin masif. Ini bukan ancaman, melainkan peluang emas.
- Fokus pada Analisis, Bukan Hanya Pencatatan: Dengan alat otomatisasi, akuntan masa depan akan lebih banyak berperan sebagai analis data dan penasihat strategis, bukan lagi sekadar pencatat. Kemampuan Anda membaca dan menafsirkan laporan keuangan yang dihasilkan oleh sistem akan menjadi nilai jual utama.
- Integrasi Data Real-Time: Bayangkan, data penjualan langsung terintegrasi dengan persediaan dan piutang secara real-time. Ini memungkinkan perusahaan dagang merespons perubahan pasar dengan kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya.
- Blockchain dan Keamanan Data: Teknologi blockchain berpotensi merevolusi audit dan transparansi transaksi, menjadikan catatan keuangan lebih aman dan tidak dapat dimanipulasi. Ini akan meningkatkan kepercayaan dan efisiensi dalam ekosistem bisnis.
Jadi, teruslah belajar dan beradaptasi. Siklus akuntansi mungkin terlihat rumit, tetapi ia adalah kunci untuk membuka potensi penuh bisnis Anda di era digital ini. Kuasai fundamentalnya, dan Anda akan siap menghadapi masa depan keuangan yang cemerlang.
Tanya Jawab Seputar Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang:
- Mengapa perusahaan dagang memiliki siklus akuntansi yang sedikit berbeda dari perusahaan jasa?
Perbedaan utamanya terletak pada akun "Persediaan Barang Dagangan" dan "Harga Pokok Penjualan (HPP)". Perusahaan dagang fokus pada aktivitas pembelian dan penjualan barang fisik, sehingga memerlukan pencatatan khusus untuk pergerakan persediaan dan penentuan biaya barang yang terjual. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang untuk dijual.
- Apa tujuan utama dari jurnal penyesuaian dalam siklus akuntansi?
Jurnal penyesuaian bertujuan untuk memastikan bahwa pendapatan dan beban diakui pada periode yang benar, sesuai dengan prinsip akuntansi akrual. Ini diperlukan agar laporan keuangan mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya pada akhir periode, mengakui transaksi yang sudah terjadi tetapi belum tercatat atau sudah tercatat tetapi belum terealisasi sepenuhnya.
- Bagaimana dampak kesalahan dalam pencatatan transaksi awal terhadap laporan keuangan akhir?
Kesalahan di tahap awal (analisis dan penjurnalan) akan berakumulasi dan memengaruhi semua tahap selanjutnya. Jika jurnal salah, posting ke buku besar akan salah, neraca saldo tidak seimbang atau seimbang tapi datanya salah, laporan keuangan pun akan menyesatkan. Ini bisa berujung pada keputusan bisnis yang keliru, masalah perpajakan, bahkan kerugian finansial yang signifikan.
- Bisakah siklus akuntansi sepenuhnya diotomatisasi dengan software? Apakah peran akuntan akan hilang?
Sebagian besar tahapan rutin siklus akuntansi (penjurnalan, posting, pembuatan neraca saldo, bahkan laporan keuangan standar) memang dapat diotomatisasi dengan software akuntansi. Namun, peran akuntan tidak akan hilang. Akuntan akan beralih fokus pada analisis, interpretasi data, perencanaan pajak, audit internal, serta memberikan nasihat strategis berdasarkan informasi keuangan yang akurat. Akuntan menjadi arsitek finansial, bukan lagi pencatat manual.
- Mengapa penting untuk menutup akun sementara pada akhir periode akuntansi?
Menutup akun sementara (pendapatan, beban, dan prive) adalah penting agar saldo mereka kembali nol pada awal periode akuntansi berikutnya. Ini memungkinkan pengukuran kinerja keuangan (laba atau rugi) secara independen untuk setiap periode, sehingga tidak tercampur dengan hasil periode sebelumnya. Akun permanen (aset, liabilitas, modal) tidak ditutup karena saldonya berlanjut ke periode berikutnya.
Pernyataan Cetak Ulang: Artikel dan hak cipta yang dipublikasikan di situs ini adalah milik penulis aslinya. Harap sebutkan sumber artikel saat mencetak ulang dari situs ini!
Tautan artikel ini:https://www.cxynani.com/menabung/6194.html